Pernah Dengar Internet Li-Fi ???
Wi-Fi? Basi! Pernah dengar Li-Fi? Li-Fi adalah singkatan dari Light Fidelity yang kelak akan menggantikan Wi-Fi. Sama seperti Wi-Fi, koneksi Li-Fi sangat cepat dan dua-arah. Bedanya, Li-Fi memakai CAHAYA! Wah, canggih bukan? Lantas kenapa teknologi ini dikembangkan? Rupanya dikarenakan keterbatasan data yang bisa dibawa gelombang frekuensi radio Wi-Fi.
Penemu Li-Fi adalah profesor Harald Haas dari Universitas Edinburgh di Inggris dan mulai dipopulerkan pada tahun 2012. Teknologi Li-Fi tergolong 5G dan menggunakan cahaya yang berasal dari Light-Emitting Diodes (LED) untuk mentransmit data. Komunikasi/pertukaran data terjadi dengan cara menyalakan dan mematikan LED dalam kecepatan yang maha cepat (nanodetik) sehingga mata manusia tidak akan bisa menangkap kedipannya. Berhubung lampu LED ini wajib menyala terus agar pertukaran data bisa terjadi, ada settingan untuk meredupkan lampu itu hingga tak terdeteksi mata manusia untuk mengurangi efek silau.
Inilah penampakan modem Li-Fi |
Tes yang dilakukan menunjukkan bahwa kecepatan internet Li-Fi mencapai 10Gigabit per detik, atau sekitar 250x lebih cepat dibanding broadband super cepat. Meski canggih, diharapkan harga internet Li-Fi bisa 10x lebih murah dan juga lebih ramah-lingkungan dibandingkan Wi-Fi.
Bapak Li-Fi - Harald Haas |
Internet Li-Fi tersedia secara komersial sejak tahun 2014 dan diluncurkan pada Kongress Dunia Mobile di Barcelona. Sistem Li-Fi itu dinamakan Li-1st dan dipasarkan oleh perusahaan pureLifi, yang didirikan oleh Harald Hass.
Indonesia mungkin harus menunggu sekitar 10 tahun lagi, bahkan lebih. Bahkan kalau pun sudah tiba di Indonesia, menurut ramalan saya - dengan bercermin pada kenyataan dunia internet lokal detik ini, bisa dipastikan harganya akan mahal pada awalnya dan kuota internet tetap akan diberlakukan.
Currently have 0 comments: